Ikon Epifania di Kana


Pernikahan adalah fenomena alamiah. Namun ada yang membedakan antara pernikahan Kristiani dengan pernikahan yang tidak diberkati di Gereja. Gereja mengimani bahwa yang menginisiasi persatuan laki-laki dan perempuan adalah Allah. Dalam Pesta Perjamuan di Kana, Kristus akhirnya tampil untuk memberkati kedua pasangan.

Epifania di Kana. Epifania berarti penampakan. Penampakan Kristus di Kana adalah pernyataan diri-Nya kepada Para Rasul dan orang-orang terdekatnya. Perayaan ini diperingati pada hari Raya Epifani (6 Januari) bersamaan dengan perayaan datangnya orang-orang Majus, dan pembaptisan Tuhan di Sungai Yordan.

Berbeda dengan lukisan biasa atau seni patung, dalam tradisi suci ikonografi Gereja, ada beberapa unsur penting yang harus dipertahankan untuk menjaga kesakralan sebuah ikon. Lebih lanjut mengenai itu, silahkan baca di sini: Aturan Ikonografi Suci.

1. Latar Tempat



Ikon ini terjadi di dalam ruangan. Hal tersebut ditandai dengan kain merah yang terbentang di atasnya yang merupakan simbol tradisional dalam ikon. 

Di belakang tembok, tampak tiga buah Gereja. Satu Gereja besar, satu gereja kecil, dan satu tempat doa. Hal itu menyimbolkan keluarga sebagai bagian dari Gereja yang lebih besar dan seutuhnya merupakan bagian dari tubuh Kristus.


2. Kristus Tuhan



Tampak berada di posisi sentral. Dia berdiri di atas pijakan kaki yang merupakan simbol seorang guru atau pengajar. Dia mengenakan stola dan ikat pinggang liturgis yang menjadi simbol perannya sebagai imam dalam peristiwa perkawinan. 

Dia adalah yang menyatukan kedua mempelai dan memberkati mereka. Kepada mereka, dia memberikan sepasang mahkota sebagaimana dalam Liturgi Timur, sakramen perkawinan dilakukan dengan ritus pemahkotaan kedua mempelai, simbol kepemerintahan mereka atas dunia yang diberikan Allah.

Kepada Bunda-Nya, Kristus menghadapkan pandangan-Nya. Kepada tangannya yang terangkat dalam doa, Kristus memberikan berkat dengan tangan kanan-Nya. Meskipun Dia menolak, akan tetapi melalui iman Bunda Maria, Kristus menolong kedua mempelai.


3. Bunda Allah



Ia mengenakan pakaian ungu, simbol seorang ratu. Di sini, dia berperan sebagai perantara bagi bangsanya, sama seperti Ester yang menyelamatkan bangsanya dari kematian. Jubah itu berhiaskan emas pada tepiannya, simbol dipenuhi rahmat ilahi. Kerudungnya berhiaskan tiga bintang, simbol keperawanannya sebelum, pada saat, dan sesudah melahirkan Kristus. Pada saat bersama Kristus, bintang kedua itu tersembunyi, sebagai simbol bahwa Allah Sang Putra sedang menampakkan diri.

Dia berdiri di hadapan Sang Raja, Putranya sendiri dan mengangkat tangannya dalam doa. Matanya tertuju pada Kristus dan telinganya mendengarkan kita.

4. Mempelai dan Pengantin





Kedua pasangan berpakaian busana pesta. Kerudung sang pengantin wanita terlampir ke pundak mempelai lelaki simbol kepemilikan pria atas istrinya seperti dalam tradisi pernikahan kuno.

Keduanya berlutut di hadapan Kristus. Berlutut adalah simbol pertobatan. Mereka menghampiri Kristus dengan tobat sambil memohon agar Kristus mengisi kembali piala mereka yang kosong. Piala itu harus berisi anggur. Pada sakramen pernikahan di Gereja Timur, janji nikah diganti dengan pemberian anggur oleh imam kepada mempelai laki-laki yang akan diminum dan dibagikannya kepada istrinya. Bagaikan anggur yang memiliki berbagai rasa, ada manis, pahit, asam, begitupun dengan perjalanan hidup pernikahan kristiani, agar saling berbagi dan saling menanggung.


5. Rasul Tomas, Petrus dan Paulus



Tomas tampak dalam ikon ini sedang menuang anggur. Dia memandang mujizat pertama Kristus ini dan bertanya-tanya. 

Rasul Petrus dan Yohanes mengajaknya untuk mengikut Kristus.


Dapatkan kopian ikon-ikon ini dalam bentuk ikon cetak gerejawi di sini: Klik Di Sini.

Postingan populer dari blog ini

Ikon-ikon di Kapel St. Fransiskus dari Assisi, Taman Anggrek, Jakarta Barat

Ikon Pemberitaan Injil Kerajaan Allah

Ikon Kebangkitan Tuhan di Kapel Taman Anggrek