Ikon Penetapan Perjamuan Mistika

"Terimalah aku pada hari ini, Ya Putra Allah, sebagai yang ikut ambil bagian dalam pesta mistik-Mu. Aku tidak akan mengumbar sakramen-Mu ini kepada musuh-musuh-Mu, juga tidak akan memberi-Mu ciuman seperti Yudas."

-Penggalan dari Doa sebelum Komuni 


Apalagi yang paling indah dalam kehidupan seorang umat Katolik selain daripada menerima Tubuh dan Darah Tuhan kita? Itupun yang ada dalam benak saya pada saat menyalin ikon ini.

Ikon ini mengambil tema perjamuan para rasul, yang menjadi sumber tata perayaan Ekaristi kita sampai hari ini. Kristus di sini ditampilkan sebagai Imam Agung, yang tertera dari gelar di bawah nama suci-Nya, dan kita akan melihat meja altar tampak persis seperti di meja altar di gereja-gereja (Timur). 

Berbeda dengan lukisan biasa atau seni patung, dalam tradisi suci ikonografi Gereja, ada beberapa unsur penting yang harus dipertahankan untuk menjaga kesakralan sebuah ikon. Lebih lanjut mengenai itu, silahkan baca di sini: Aturan Ikonografi Suci.


1. Kristus tampak dalam busana seorang Uskup. Dia mengenakan omoforion atau palium dalam gaya tradisional, yang menyatakan diri-Nya sebagai Sang Gembala bagi para gembala. Tangan Kanan-Nya memberikan roti Ekaristi, sementara tangan kiri-Nya memberikan piala Darah Berharga.

Dia mengenakan busana felonion atau kasula berwarna merah melambangkan pengorbanannya.

Terlampir di sisi kanannya busana liturgis berbentuk belah ketupat atau pedang yang menjadi tanda kehormatan seorang imam yang bisa menerima sakramen pengakuan dosa.

Di bawah singkatan nama suci "IC-XC" tertera gelar Kristus sebagai "Imam Agung". 

2. Santo Petrus dan Paulus dan Para Rasul

Para Rasul berjubah putih simbol dari kemurnian yang diperintahkan Musa bagi semua yang hendak mendekati takhta Allah. Pada peraturan awal gereja, semua yang hendak melayani altar diwajibkan untuk berjubah putih.

Santo Petrus datang dari sisi kanan Kristus untuk menerima tubuh Kristus, sementara Santo Paulus datang dari sisi kanan kita, kaum bukan Yahudi, untuk menerima darah termulia dengan tangannya yang terselubung kain sebagai bentuk penghormatan.

 Kedua Rasul ini merupakan pilar Gereja, Guru Jagat Raya, seperti kata Santo Yohanes Krisostomus.

 Sekalipun Rasul Paulus belum hadir pada saat itu secara historis, tradisi ikonografi suci memahami bahwa dia hadir juga bersama para rasul secara rohani menembus batasan ruang dan waktu.

Kedua mata mereka memandang Kristus dengan penuh harapan, sembari tubuh mereka tertunduk dalam penghormatan.


Para Rasul yang lain tampak berdiri di samping mereka dengan posisi menunduk dan menerima komuni dengan amat terhormat.

3. Yudas

Yudas tampak di sisi kiri meninggalkan halo (lingkaran kekudusannya). Hanya sisi kiri wajahnya saja yang nampak, menyimbolkan ada sesuatu yang dia sembunyikan. Matanya tertutup, simbol bahwa jiwanya sudah benar-benar mati. Dia hendak keluar dari frame ikon ini, sebab kekudusan Kristus dan kebaikan-Nya membuatnya jijik. Di tengkuknya, berdiri iblis berwarna hitam, simbol kematian, yang membisikkan rencana jahat padanya.

4. Baldacchino

 Di belakang Kristus tampak Baldacchino, suatu kanopi yang umum dijumpai di altar gereja-gereja kuno, misalnya di Basilika St Petrus. Baldacchino ini membuat perayaan Ekaristi sebagai perjumpaan yang nyata dengan Tuhan menjadi lebih terasa, lebih agung, dan lebih personal.

Meja Altar juga dibuat familiar dengan yang umum dijumpai di gereja-gereja kuno. 

Di atasnya ada Piala berisi darah Kristus. Diskos berisi daging Kristus dalam rupa roti. Baik Piala maupun Diskos (Patena di Gereja Barat) ditakhtakan di atas sebuah kain merah.

Kemudian terdapat juga di sisi kiri pisau untuk memotong-motong roti*. Lalu ada juga salib tangan di sisi kanan untuk memberkati umat sesudah perayaan Ekaristi. Keduanya diletakkan di atas kain merah sebagai simbol benda yang kudus dan tidak dapat disentuh oleh siapapun juga selain tangan yang diurapi. 

Ada juga Kitab Injil, Lilin, dan Tata Perayaan Ekaristi. Semua yang ada di atas mezbah persis sama dengan yang dapat kita jumpai hari ini di Gereja-gereja (Timur) pada saat perayaan Ekaristi. Hal ini ingin menggarisbawahi bahwa perayaan Ekaristi adalah perayaan menembus waktu dan tempat.

Bagian tengah ada bagian kosong, dan di sini, kita diundang menjadi partisipannya.


Dapatkan kopian ikon-ikon ini dalam bentuk ikon cetak gerejawi di sini: Klik Di Sini.

* karena di Timur, umat menerima komuni dalam bentuk roti beragi. 

Postingan populer dari blog ini

Ikon-ikon di Kapel St. Fransiskus dari Assisi, Taman Anggrek, Jakarta Barat

Ikon Pemberitaan Injil Kerajaan Allah

Ikon Kebangkitan Tuhan di Kapel Taman Anggrek