Inspirasi dari Dua Orang Kudus Pembuat Ikon yang Amat Hebat



Kedua orang kudus ini membaktikan hidupnya bagi pelayanan ikon-ikon suci Gereja. 
Bagi saya, Bapa Lazarus memberi teladan untuk tetap teguh memuja ikon-ikon suci, sebab dirinya sendiri, meskipun diperhadapkan dengan ancaman hukuman mati, tetap tidak mau menghancurkan ikon-ikon yang sudah dibuatnya, merefleksikan betapa penting dan kudusnya sebuah ikon itu seperti Kitab Suci sendiri.
Sementara Bapa Alypii, yang adalah seorang biarawan, memberi contoh bagaimana mengatur keuangan dari keuntungan finansial yang didapat dari membuat ikon-ikon suci. Dia tidak banyak bicara, tetapi sekali dia mengayunkan kuasnya, mujizat-mujizat terjadi. Betapa kemuliaan TuhN dinyatakan dari seorang pelukis ikon!

Ini adalah ikon kedua orang kudus itu yang saya letakkan di altar meja kerja saya:

St. Lazarus Zografos
Santo Lazarus Zografos, imam dan biarawan yang berasal dari 28 September 865, hampir meninggal karena dia tidak mau menghancurkan ikon-ikon buatannya seperti perintah Kaisar! Karena keteguhannya dalam menjaga ajaran yang benar, telapak tangannya dibakar dengan tapal kuda membara. Dia kemudian dipenjara. Theodora, Istri Kaisar merupakan seorang pemuja ikon-ikon suci. Secara diam-diam dia menyelundupkan Bapa Lazarus kemudian menyembunyikannya di Biara St. Yohanes Pembaptis. Di sana, Bapa Lazarus mendapat penyembuhan ajaib atas tangannya dari St. Yohanes Pembaptis. Setelah Kota Raja kembali mendapat kebebasan untuk umat Allah memuja ikon-ikon suci, Lazarus dipanggil kembali ke Kota Raja dan di sana, dia banyak memperbaiki kembali ikon-ikon yang sudah dihancurkan oleh para bidat. Dia kemudian diangkat untuk menjadi duta kepada Paus Roma untuk mencari upaya perdamaian antara Gereja Orthodox dan Gereja Katolik yang sudah mulai terlihat benih-benih perpecahan pada saat itu. Dia jatuh terlelap di perjalanan kedutaannya yang kedua di tengah jalan, lalu masuk ke dalam Kerajaan Abadi. 


ikon referensi

Sangat susah mencari referensi ikon Bapa Lazarus. Paling banter adalah contoh fresko dari Yunani yang saya duga berasal dari Master Theofanes Strelitzas. Bapa Lazarus saya jubahi dengan riasa/exorason, yaitu jubah luar yang biasa dipakai seorang imam dan biarawan dalam pelayanan publiknya. Bapa Lazarus juga mengenakan epitrakhil/stola, untuk menegaskan jabatan imamatnya. Saya warnai merah untuk mengingatkan akan penderitaannya melawan para bidat yang harus sampai mencucurkan darahnya sendiri. Tangan kanannya terangkat dalam berkat sambil menggenggam kuas lukis, menegaskan bahwa dari ikon-ikonnya, dia banyak memberkati orang-orang. Kemudian tangan kirinya juga memanggul ikon St. Yohanes Perintis, dengan inskripsi yang memiliki garis di atasnya yang berarti singkatan, yaitu, св ів пре. 
св singkatan dari святий atau "Kudus"
ів singkatan dari іван atau "Yohanes"
пре singkatan dari предтеча atau "Perintis (jalan)"
святий іван предтеча (svyatyi ivan predteca) atau St. Yohanes Sang Perintis Jalan.
Ia memanggul ikon ini sebab sesudah penyembuhan tangannya yang ajaib, dia segera melukis ikon St. Yohanes sebagai ungkapan syukurnya yang dipersembahkannya kepada biara tersebut.

Baginya diberikan inskripsi, seperti biasa, dalam aksara sirilik, св лазар іконописець. св yang merupakan singkatan dari святий (svyatyi) atau "Kudus" yang diterjemahkan juga sebagai "Santo", лазарь (lazar') іконописець (ikonopysetsʹ) atau "Penulis Ikon" yang merupakan terjemahan Ukraina dari kata "Zografos" alias ikonografer.



St. Alypii dari Gua-gua Kyiv

Sementara Santo Alypius atau Alypii dari Gua-gua Kyiv (Pechersk-Lavra), biarawan yang berasal dari 17 Agustus 1114, tidak pernah terkenal semasa hidupnya, tetapi menjalani kehidupannya dengan ketaatan penuh. Ia gemar membuat ikon tanpa bayaran. Ketika dia dibayar, dia menyumbangkan sepertiga sebagai persembahan kepada Gereja, sepertiganya lagi untuk orang miskin, dan sepertiga yang lain sebagai modal untuk biaya bahan pembuatan ikon berikutnya. Dia banyak mengerjakan mujizat selama hidupnya, tetapi tetap menutup diri terhadap dunia luar dan sanjungannya. Dikisahkan bahwa dia pernah menyembuhkan luka orang kusta dengan mengolesi cat dari kuasnya. Pada akhir hidupnya, dia melukis ikon terlelapnya Bunda Allah, ikon itu belum selesai tetapi Bapa Alypii jatuh tertidur. Pada saat itu, datanglah malaikat dari surga menyelesaikan ikon itu, lalu membawa jiwa Bapa Alypii ke Perteduhan Abadi.

Di sini, saya melukiskan Bapa Alypius dalam jubah kebiaraannya. Dia mengenakan kouklion atau tudung kepala yang agak runcing, favorit saya, dan mengenakan Analabos atau Skapulir rahib skhema dengan dibubuhkan Salib Kalvari. Tangan kanannya terangkat hendak membuat tanda salib yang bisa atas dirinya, dan bisa juga kepada kita. Dengan tangan yang sama, dia juga menggenggam kuas dan di tangan yang lain membawa palet berisi tiga warna dasar, merah, biru, dan kuning, mengingatkan kita akan peristiwa penyembuhan orang kusta yang dibuatnya dengan mengoleskan cat di atas luka orang tersebut. Seperti biasa, inskripsinya ditulis dalam aksara sirilik, святий Аліпій Печерський. св dari singkatan святий (svyatyi) artinya "Kudus" atau "Santo", Алйпій (Alypyi), Печерський (Pecers'kyi) atau "dari Gua-gua" yang berarti Gua-gua di Kyiv, tempat biara mereka. Saya membiarkan backgroundnya tetap tidak dicat, selain daripada efek bingkai (kovcheg) ikon, sebagai simbol kesederhanaannya. 



Melalui doa-doa mereka, semoga jiwa kita diselamatkan!
Amat Suci Theotokos, selamatkanlah kami!
Bapa Dimitry, doakanlah kami!

Postingan populer dari blog ini

Ikon-ikon di Kapel St. Fransiskus dari Assisi, Taman Anggrek, Jakarta Barat

Ikon Pemberitaan Injil Kerajaan Allah

Ikon Kebangkitan Tuhan di Kapel Taman Anggrek