Ikonografer Christian Tombiling

  Dua hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang Frater yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di paroki terdekat. I actually have noticed him sejak pertama kali kemunculannya di paroki ini, 'cause he looks not so far older than me, which leads to another realisation than i'm not as young as i thought i am. Hahaha. Benar saja, ketika dua hari yang lalu saya bertemu dengannya, sesudah mengikuti Liturgi Ilahi harian, saya bertemu dengannya dan dia juga berpikiran yang sama! Turned out, kita hanya two years apart . Geez, teman-teman seusiaku ternyata sudah ada yang mau menerima martabat imamat. Rasanya baru kemarin saya dengan tas sekolah masuk ke sekretariat gereja di Manado mengungkapkan keinginan saya untuk masuk Katolik.  Anyway , saya akhirnya mengetahui bahwa beliau menyandang nama Santo Fabianus, Paus Roma dan martir, dan memiliki devosi juga terhadap Kerahiman Ilahi. Saat saya mau membuat sketsa ikon ini, saya berpikir berulang-ulang, bagaimana saya mengkombinas...

 Malaikat Agung Rafael sambil menggenggam tongkat di tangan kirinya, ia membawa hati ikan sebagai obat bagi Tobia dan mempertemukannya dengan Sara, istrinya yang disimbolkan dengan tali kirmizi.

 Pada tahun 2023, saya membuat sepasang ikon dengan warna yang sama. Yang satu adalah ikon Bapa Nikolaus, karena banyaknya pemberiannya kepada saya, penolong ketika saya sangat membutuhkan uang, dan yang kedua adalah ikon Martir Fanurios, yang banyak kali menolong saya saat saya kehilangan barang. Ikon Bapa Nikolaus dari Myra. Hijau dan merah yang merupakan warna khas Natal, juga seiras dengan ikon St. Dimitry.   Ikon Martir Agung Fanurios yang menggenggam lilin di tangan kanannya. Aslinya merupakan simbol seorang pembuka jalan, sama seperti dalam perarakan liturgis, pembawa lilin selalu berjalan yang paling depan, melambangkan St. Yohanes Sang Perintis Jalan dan Pembaptis. Atau bisa juga karena Fanurios terkenal dengan ikonnya yang ditemukan beberapa abad yang lalu, sehingga dia dijuluki sebagai orang kudus yang baru ditemukan, bagaikan lilin yang tiba-tiba menyala. Atau, bagi saya, dia memegang lilin, bagaikan orang pada masa kini memegang senter untuk mencari barang hi...

 Berikut adalah ikon-ikon Santo Fransiskus dari Assisi yang pernah saya tuliskan karena begitu banyak permintaan penulisan ini, saya satukan dalam pos ini. Ikon ini dibuat berdasarkan contoh fresko dari Gereja di Subiaco, Italia. Bapa Fransiskus menggenggam gulungan yang bertuliskan, "PAX HVIC DOMVI" yang berarti, "Damai (bagi) Rumah Ini". Ikon yang ini dibuat dengan style pewarnaan kulit dari ikon-ikonnya Master Eleni Dadi. Dia memberikan warna yang menarik sebagai warna-warna pembangun kulitnya. Ikon ini merupakan ikon yang dipesan untuk menjadi hadiah bagi rekan kerja. Bapa Fransiskus mengangkat tangan kanannya dan menggenggam Kitab sebagaimana dia adalah seorang Bapa Pendiri Biara. Kitab itu juga sama seperti Kitab Injil yang digenggam TuhN kita dalam ikon Pantokrator dari Gn. Sinai, mengingatkan kita akan pelayanannya bahwa Bapa Fransiskus adalah seorang diakon juga semasa hidupnya. Diakon bertugas dalam Liturgi Suci sebagai yang membaca dan mewartakan Injil Su...

Kedua orang kudus ini membaktikan hidupnya bagi pelayanan ikon-ikon suci Gereja.  Bagi saya, Bapa Lazarus memberi teladan untuk tetap teguh memuja ikon-ikon suci, sebab dirinya sendiri, meskipun diperhadapkan dengan ancaman hukuman mati, tetap tidak mau menghancurkan ikon-ikon yang sudah dibuatnya, merefleksikan betapa penting dan kudusnya sebuah ikon itu seperti Kitab Suci sendiri. Sementara Bapa Alypii, yang adalah seorang biarawan, memberi contoh bagaimana mengatur keuangan dari keuntungan finansial yang didapat dari membuat ikon-ikon suci. Dia tidak banyak bicara, tetapi sekali dia mengayunkan kuasnya, mujizat-mujizat terjadi. Betapa kemuliaan TuhN dinyatakan dari seorang pelukis ikon! Ini adalah ikon kedua orang kudus itu yang saya letakkan di altar meja kerja saya: St. Lazarus Zografos Santo Lazarus Zografos, imam dan biarawan yang berasal dari 28 September 865, hampir meninggal karena dia tidak mau menghancurkan ikon-ikon buatannya seperti perintah Kaisar! Karena keteguhanny...

 Dalam tradisi Timur, terdapat suatu ikon berpasang-pasangan dua yang disebut Dyptich. Ikon Dyptich yang paling umum adalah ikon Tuhan kita dan ikon Bunda Allah.